![]() |
Foto : Istimewa |
Jakarta, Pesan Rakyat - Penyerangan penjara Bastille oleh rakyat Paris menjadi peristiwa yang sangat bersejarah dimulainya Revolusi Perancis.
Ya, Bastille yang sering digunakan untuk memenjarakan para tahanan politik yang tidak sejalan dengan kerajaan ini dianggap sebagai simbol kekuasaan absolut yang dimiliki oleh kaum bangsawan serta keluarga kerajaan.
Peristiwa tersebut bermula sejak 27 Juni 1789, namun sebelum terjadinya Revolusi Perancis, sistem kehidupan yang mengatur masyarakat berjalan sangat buruk. Dalam berbagai macam bidang kehidupan misalnya, seperti politik, ekonomi, dan sosial, berlangsung pada kondisi yang tidak adil dan kacau.
Kekuasaan raja yang absolut tersebut dimulai sejak Perancis dipimpin oleh raja Henry IV, namun kekuasaan tersebut benar-benar diterapkan pada zaman pemerintahan Louis XIII (1610-1643).
Kala itu, raja merupakan penentu tunggal dalam urusan pemerintahan. Penerus raja Louis XIII tetap mempertahankan sikap absolut dalam memegang kekuasaannya.
Selanjutnya pada masa pemerintah Raja Louis XIV, raja tersebut mengikrarkan bahwa dirinya sebagai pengganti Tuhan di dunia atau le Droit Devin. Selama masa pemerintahannya, raja Louis XIV memiliki negara secara mutlak baik kekayaan ataupun penduduknya.
Perancis mengalami kemunduran pada masa pemerintahan raja tersebut dimana pada saat itu tengah terjadi krisis keuangan.
Pada tanggal 14 Juni 1789, golongan tiga kemudian membentuk Dewan Nasional dimana dewan tersebut merupakan sidang seluruh rakyat tanpa adanya golongan. Pada tanggal 9 Juli 1789 akhirnya terbentuklah Dewan Nasional Konstituante yang mana dewan tersebut bertugas untuk membuat rancangan UUD.
Lahirnya dewan tersebut tentu membuat kedudukan serta kewibawaan raja menjadi lemah hingga pada tanggal 14 Juli 1789 terjadilah pernyerbuan ke penjara Bastille sebagai lambang absolutisme raja.
-Ikhlas